Jumat, 27 Maret 2020

Ibu


sumber: Detik.com

Ibu
Oleh: Sahara Tuti
Ibu
Engkau adalah insan yang mulia
Yang penuh pengorbanan kepada dunia
Ibu
Perhatian Allah sangat besar padamu
Karena Allah tahu
Ketika engkau mengandungku
Engkau merasa lelah engkau menderita
Bahkan lemah tak berdaya

Ibu
Lihatlah! Lihatlah!
Betapa banyak seorang ibu
Yang rela mengorbankan nyawanya
Demi melahirkan buah hatinya tercinta

Ibu
Ketika engkau melihatku
Tumbuh menjadi generasi yang sholehah
Engkau merasa sangat bahagia
Bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata

Ibu
Kasih sayangmu yang tiada terkira
Sehingga ketika kudurhaka padamu
Tanpa maaf dari hatimu
Wahai ibu!
Maka Allah takkan ridha mengampuniku

Ibu
Bimbing dan didiklah anakmu
Dengan kalamullah dan tuntunan Rasulullah

Ibu
Jasamu takkan pernah terbalas
Kuhanya bisa mendoakanmu
Ya Allah, selamatkanlah ibuku
Dari tipu daya dan fitnah dunia
Yang fana ini
Berilah keberkahan umur pada ibuku
Serta pertemukanlah ku dengannya
Disyurga firdaus-Mu ya Allah
Semoga kubisa menjadi amal jariyah
Untuk ibuku
Aamiin YaRobbal Alamin

Minggu, 15 Maret 2020

Perdana di Tahun 2020, BMC Walisongo Kembali Adakan Nada dan Dakwah




Semarang-BMCWS.com, Departemen Keagamaan Pengurus Pusat Bidikmisi Community        (BMC) Walisongo adakan kegiatan Nada dan Da’wah perdana yang dilaksanakan di Masjid kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Kegiatan ini mulai pukul 08.00 WIB dengan pengisi Mau’idhoh Khasanah  Ustadz Achmad Amin Shofiyulloh, Sabtu ( 14/ 03/ 2020).

Nada dan Da’wah merupakan salah satu program kerja yang dicanangkan oleh Departemen Keagamaan Pengurus Pusat Bidikmisi Walisongo sebagai wadah silaturrahmi antar semua mahasiswa bidikmisi. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 mahasiswa aktif bidikmisi semua angkatan.

M. Fajar Kurniawan, Ketua Umum Bidikmisi Community ( BMC) menyatakan bahwa beliau merasa cukup senang dengan adanya kegiatan Nada dan Da’wah perdana ini, baik dari antusiasme panitia menjalankan tugas, persiapan acara, dan rekan-rekan mahasiswa bidikmisi yang hadir. Beliau juga berpesan untuk memperbaiki apa yang kurang baik.

“Karena mungkin masih wajah perdana ya, jadi masih perlu banyak perbaikan. Meskipun jika dibandingkan dengan seluruh mahasiswa bidikmisi yang hadir tidak sebanding dengan keseluruhannya. Tapi, setidaknya kita bisa lebih memperbaiki apa yang kurang baik. Saya juga minta maaf karena kurang bisa memantau persiapan acara Nada dan da’wah ini,” ujarnya.

Mahasiswa bidikmisi pendidikan Bahasa inggris itu sangat berharap untuk  ke depannya semua mahasiswa bidikmisi tetap istiqomah, kalau bisa teman-teman yang belum bisa bergabung dirangkul, inilah kita keluarga mahasiswa bidikmisi.

Ustadz Achmad Amin Shofiyulloh juga mengungkapkan bahwa acara ini secara keseluruhan sukses. Beliau juga memberikan apresiasi atas kegiataan ini untuk semua pengurus dan segenap panitia walaupun belum sesuai dengan target yang diinginkan. Mungkin perlu adanya sosialiasi  lebih lanjut terkait kegiatan ini dan perlu adanya ketegasan dari pengurus untuk seluruh mahasiswa bidikmisi untuk turut berpartisipasi dalam serangkaian program kerja yang telah dibuat.

 “Mungkin dari awal terkait informasinya  yang kurang  diberikan untuk seluruh mahasiswa bidikmisi dan  kurangnya antusiasme mereka untuk mengikuti kegiatan yang telah dipersiapkan oleh pengurus dan panitia. Mungkin juga perlu adanya ketegasan baik dari ketua angkatan, ketua fakultas, atau ketua umum untuk mengikuti acara yang telah di programkan,” tutur mahasiswa bidikmisi angkatan 15 itu.

Ustad Amin juga mengatakan bahwa kegiatan Nada dan Da’wah sudah lebih baik dari beberapa tahun yang lalu.  Kegiatannya sudah tertata dengan rapi baik dari segi iuran, manajemen dan kegiatannya. Kalau beberapa tahun yang lalu  pengurusnya lumayan bekerja lebih ekstra. Nada dan Da’wah yang dilakukan di malam hari jadi yang penting ada yang berangkat, showatan dan tausiyah. Kalau sekarang sudah paket komplet mulai dari MC sampai Tausiyah.

Kegiatan ini kemudian ditutup dengan Mau’idhoh Khasanah yang disampaikan oleh Ust. Achmad Amin Shofiyulloh, Mahasiswa bidikmisi angkatan 2015.


Reporter: Ratna
Editor: Alifa Maulidya 

Selasa, 10 Maret 2020

Avi Mahasiswa Bidikmisi Harumkan UIN Walisongo dengan Juara Bertahan Lari 11 km


Foto Avi bersama piagam penghargaan dalam lomba lari 11 km Solo Open tingkat Nasional di Universitas Sebelas Maret (UNS), (Dokumen istimewa)

Solo-Avi Viqi Mahasiswa Perbankan syariah berhasil menorehkan prestasi dalam ajang lomba lari 11 km Solo Open tingkat Nasional di Universitas Sebelas Maret (UNS). Mengalahkan mahasiswa dari seluruh indonesia Avi mendapatkan juara 1, Minggu (08/03/2020).

Mahasiswa yang mengikuti UKM Menwa (Resimen Mahasiswa) ini telah meraih 8 kejuaraan lomba lari dalam tiga tahun pencapaian. Mahasiswa asal Demak ini mampu membuktiakan bahwa ia mampu mempertahankan kejuaraannya dari tahun ke tahun.

Avi mengaku awalnya ada rasa keterpaksaan saat diminta lari. Di Menwa ia dituntut untuk kuat, walaupun tidak kuat harus diterpaksa kuat. Karena disiplin yang diterapkan Menwa itulah yang mampu menghantarkannya jadi juara.

“Awalnya terpaksa, tapi kami dilatih untuk kuat. Kuat tidak kuat mesti kuat. Dalam pelatihan lari tersebut tak boleh minum bahkan berjalan. Alhasil lomba lari pertama yang saya ikuti tahun 2018 mampu peroleh juara 2,” kata Avi

Ia mengaku sejak SMA sudah menyukai lari. Namun bakat larinya baru terlihat sejak ia mengikuti Menwa dan mulai intensif latihan juga di Menwa.

“Lari itu olahraga yang paling mudah. Semua orang pasti bisa melakukannya,” kata Avi

Semua lomba yang pernah ia ikuti tak luput dari restu orang tua. Ia mengaku setiap kali hendak lomba, ia menyempatkan waktu untuk pulang ke rumah dan minta doa pada orang tua.

”Sebelum lomba mesti minta doa restu, apalagi cuma sini Demak. Intinya minta doa biar dilancarkan semuanya,” kata Avi.

Avi mengatakan ia sempat terkendala waktu untuk latihan. Ditambah lagi sekarang musim hujan.

“Kendalanya nyari waktu buat latihan, ditambah lagi sekarang musim hujan. Kalau kendala saat lomba tak ada, alhamdulillah lancar dari start sampai finish.

Anak dari seorang pelayan ini, tak pantang menyerah. Saat ia berlari ia sempat ingin berhenti, namun ia selalu teringat perjuangan orang tuanya. 

Berikut ini tips yang dilakukan Avi sebelum melakukan lomba lari:
Pertama, hindari makan-makanan yang berminyak seperti gorengan dan hindari minum es.
Kedua, makan kuning telur mentah.
Ketiga, latian intensif setiap hari. Minimal dua minggu sebelum lomba.
Keempat, usahakan otak selalu berpikiran positif. Karena hal tersebut bisa mempengaruhi kecepatan dan stamina saat berlari.

Avi juga mengharapkan nantinya ada anak UIN Walisongo yang mampu melanjutkan kejuaraan yang telah ia peroleh.

“Semoga ada anak UIN yang bisa melanjutkan tongkat estafet kejuaraan,” tutup Avi.

Reporter : Rizki Nur Fadilah


Targetkan Lulus Semester Tujuh, Ikut Lomba Essay Sekalian Ajukan Proposal Penelitian Skripsi

Foto bersama Nasikin dengan juara 2 dan  juara 3 lomba essay di UNISNU JEPARA (Dokumen Istimewa)

Nasikhin mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) mendapatkan juara 1 lomba essay yang diadakan Universitas Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara dalam rangka Hari Lahir (Harlah) PAI. Dengan mengangkat pendidikan anti korupsi mampu mengantarkannya menjadi juara dari 154 peserta dari seluruh Indonesia, Rabu (26/02/2020).

Ia mengaku inspirasinya mengambil tema tersebut ia peroleh pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Al Azhar Mijen. Antusias siswa mengenai pendidikan anti korupsi sangat kurang.

“Saat ia menyinggung materi pendidikan anti korupsi siswa acuh tak acuh bahkan kelas sampai tidak kondusif. Selanjutnya, saya terinspirasi untuk membuat media pembelajaran berupa game monopoli yang dimodifikasi dan diisi pendidikan anti korupsi dengan nilai-nilai Al-Quran dan Hadist. Dalam game tersebut, juga melatih kejujuran siswa,” ucap Nasikhin.

Mahasiswa asal Batang ini mengaku tak menyangka bisa mendapatkan juara. Pasalnya ia sempat terkendala dana saat proses keberangkatan. Namun berkat bantuan dari anak Bidikmisi Community (BMC) dan dari Fakultas, ia berhasil berangkat. Dengan bantuan yang telah diberikan kepadanya itu membuatnya semakin bersemangat saat lomba. 

Selain masalah dana ia juga kesulitan masalah metode penelitian dalam proses pengerjaan. Mahasiswa semester enam ini mengaku belum paham tentang metode penelitian.

“Kendalamya juga pada metode penelitian,” tutur mahasiswa asal Batang.

Mahasiswa asal Batang ini mengatakan butuh waktu tiga minggu sampai satu bulan untuknya membuat esaay. Untuk itu harus banyak membaca buku minimal 10 dan dua jurnal internasional.

“Tiga sampai empat minggu untuk bisa menyelesaikan sebuah esaay, tergantung pada tingkat kesulitan essay. Kalau essay tersebut membutuhkan penelitian lapangan, maka akan semakin lama,” kata Nasikhin.

Banyak orang yang andil dalam keberhasilannya yakni orang tua dan bapak ibu dosen.

“Sebelum berangkat saya diberi pengarahan terlebih dahulu oleh dosen pembimbing saya,” ucap Nasikhin.

Nasikhin mengaku salah satu motivasinya mengikuti lomba essay ini yakni bisa lulus semseter 7 dan bisa cepat menikah.

“Motivasinya agar bisa lulus semester tujuh, cepat lulus dan cepat menikah. Jadi lomba ini juga sekalian untuk proposal penelitian skripsi,” kata Nasikhin.

Nasikhin mengatakan tidak mudah mendapatkan predikat juara 1. Bahkan sejak SMA ia sudah sering mengikuti lomba essay namun belum menang seperti sekarang.

“Yang paling penting itu prosesnya dan belajar dari setiap proses yang kita alami, kalau mau bahagia harus nangis dulu. Kemenangan yang saya peroleh ini bukan tiba-tiba. Ada banyak proses yang saya alami,” Tutur Nasikhin.

Sejak duduk di bangku SMA ia memang sudah menyukai dunia essay. Namun ia mulai intensif sejak kuliah di UIN Walisongo Semarang.

Ada banyak sekali prestasi yang telah di torehkan nasikhin mulai dari lomba essay di ITB juara 1, UNNES juara 1, Surakarta 1,  Universitas Tidar juara 3 kemudian tahun selanjutnya juara 1, Universitas Andalas Padang juara 3, di Boyolali oleh Kementrian Agama juara 1, dan peringatan hari santri tingkat jateng harapan 2.

Reporter : Rizki Nur Fadilah

Selasa, 03 Maret 2020

Rapat Kerja dan Upgrading BMC Walisongo Periode 2019/2020

Foto besama Sersan Didik Komaedi dan Pengurus BMC Walisongo di Pendopo Kinanthi. Sabtu-Minggu(29-01/02-03/2020)(BMC/Alifa).

Semarang-Bidikmisi Community (BMC) adakan Rapat Kerja dan Upgrading Pengurus periode 2019/2020. Bertempat di Pendopo Kinanthi,Wonolopo, Mijen, Semarang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengurus BMC Walisongo. Sabtu-Minggu(29-01/02-03/2020).

Tak hanya rapat kerja dan upgrading, kegiatan yang dilakukan dua hari ini, juga diisi makrab bagi pengurus baru. Salah satu bentuk pengakraban yakni outbond yang dilaksanakan di hari kedua. Minggu(01/03/2020).

Rapat kerja yang mengangkat tema Langkah Pasti untuk Perubahan Yang Berarti ini dibuka oleh Abdul Mukti. Dalam sambutannya beliau menyampaikan permohonan maaf karena Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan, Margono berhalangan hadir. Walaupun Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan berhalangan hadir, beliau sempat menitipkan pesan untuk Pengurus BMC.

“Pak Margono menitipkan pesan agar pengurus BMC bisa melaksanakan program kerja yang telah direncanakan dengan baik. Saya yakin mahasiswa BMC yang jadi pengurus merupakan Mahasiswa yang terpilih dan punya prestasi. Semoga tahun ini dan tahun yang akan datang bisa medatangkan perubahan yang lebih baik, dan mampu meningkatkan prestasi baik di UIN Walisongo maupu diluar kampus,” kata Mukti.

Sebelum acara raker, terdapat kegiatan upgrading tentang kepemimpinan yang diisi oleh Sersan Didik Komaedi. Ketua Panitia, Wahfudin Lutfhi Ni'am mengatakan perlunya upgrading kepimipinan yakni untuk melatih tanggung jawab.

“Tujuannya untuk mengantarkan kita lebih tahu tentang kepemimpinan dan tanggung jawab,” kata Niam.

Senior BMC, Maftuh Aqil Al Fajri mengatakan tak ada perbedaan Raker tahun ini dengan tahun sebelumnya.

“Raker tahun ini masih sama dengan kemarin. Pembahasan singkat dan lagi-lagi masih mengulang kesalahan yang sama yakni miss komunikasi. Yang dari tahun ke tahun belum juga bisa terpecahkan,” kata Aqil.

Aqil juga menyayangkan durasi raker yang sangat singkat.

“Durasi waktunya sangat kurang, dan pengurus kurang mengeluarkan suara mereka,” kata Aqil.

Mahasiswa angkatan 2016 ini, juga mengharapkan untuk tetap semangat dalam mengemban amanah dan saling koordinasi antar departemen.

“Pertahankan semangat sampai akhir jangan hanya diawal. saling menyemangati satu sama lain. Saya harap tiap departemen saling koordinasi sehingga tidak terjadi miss komunikasi, pandai menempatkan diri dan paham posisi serta tanggung jawab yang diambil, dan jangan malu untuk meminta tolong maupun bertanya pada senior,”  Tutup Aqil.

Reporter : Efa dan Ratna
Editor : Rizki Nur Fadilah



Tiga Forum KIP-K UIN Wujudkan Organisasi Visioner dan Solutif Lewat Studi Banding

  Purwokerto– Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) UIN Walisongo Semarang, Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (ADIKSI) UIN Prof. K.H. S...