Minggu, 10 Agustus 2025

Resensi Buku Animal Farm – George Orwell: Alegori Politik yang Tajam dan Abadi

 



Judul: Animal Farm
Penulis: George Orwell
Pertama Terbit: 1945
Tebal: 148 halaman
Penerbit: Bentang Pustaka (2016)
Genre: Alegori, Satire, Fabel, Sindiran Politik, Fiksi Distopia

Animal Farm adalah novel klasik yang menggabungkan kisah fabel sederhana dengan kritik sosial-politik yang tajam.

Sekilas Tentang Animal Farm

Novel Animal Farm karya George Orwell adalah salah satu karya sastra paling berpengaruh abad ke-20. Dengan latar sebuah peternakan, Orwell menghadirkan alegori politik yang terinspirasi dari Revolusi Rusia dan rezim totalitarian. Walau berbentuk kisah hewan, pesan novel ini relevan di berbagai zaman karena mengangkat isu kekuasaan, propaganda, dan korupsi moral.

Sinopsis Singkat Animal Farm

Cerita dimulai dengan pidato Mayor, seekor babi tua, yang memimpikan dunia tanpa penindasan manusia. Setelah ia meninggal, dua babi cerdas (Napoleon dan Snowball) memimpin pemberontakan melawan pemilik peternakan, Tuan Jones. Mereka mendirikan Peternakan Binatang dengan ideologi “Binatangisme” dan tujuh perintah utama, yang kemudian disederhanakan menjadi semboyan: “Yang berkaki empat baik, yang berkaki dua jahat.”

Namun, perebutan kekuasaan membuat Napoleon menyingkirkan Snowball. Dengan propaganda yang masif, Napoleon mengubah sejarah, menyebarkan ketakutan, dan menuduh Snowball sebagai biang segala masalah. Perlahan, kehidupan para hewan justru lebih sengsara dibanding saat diperintah manusia. Salah satu perintah utama pun diubah menjadi: “Semua hewan setara, tetapi beberapa hewan lebih setara daripada yang lain.”

Perubahan ini menjadi simbol kuat bagaimana kekuasaan absolut memutarbalikkan prinsip awal demi kepentingan segelintir elit.

Kelebihan Animal Farm

 

1. Alegori Politik yang Kuat dan Tajam : kritik tajam terhadap sejarah Revolusi Rusia

dan rezim totalitarianisme. Orwell berhasil menyisipkan simbolisme politik secara

cerdas dan halus, menjadikan novel ini relevan di berbagai zaman dan konteks

kekuasaan.

2. Karakter dan Simbolisme yang Bermakna : Setiap tokoh dalam novel memiliki fungsi

alegoris yang jelas. Napoleon sebagai Stalin, Snowball sebagai Trotsky, hingga Boxer

sebagai rakyat pekerja yang loyal namun tertindas, memberikan kedalaman makna

yang kuat.

3. Gaya Bahasa Padat dan Efektif : Orwell menggunakan gaya bahasa yang lugas namun

sarat makna. Kalimat-kalimatnya tidak bertele-tele, namun berhasil menyampaikan

kritik sosial dan politik dengan cara yang menggugah pikiran.

4. Struktur Cerita yang Konsisten : Alur maju yang terstruktur dalam sepuluh bab

membuat perkembangan konflik terasa logis dan menyakitkan sekaligus mulai dari

euforia revolusi, konflik internal, hingga pembusukan total idealisme awal.

5. Relevansi Sepanjang Masa : Meski terbit pertama kali pada tahun 1945, pesan Animal

Farm tetap relevan dalam membaca dinamika kekuasaan, propaganda, dan manipulasi

publik yang masih terjadi hingga kini.

    Namun, Dalam buku ini masih terdapat beberapa kesalahan ketik dan istilah asing yang mungkin membingungkan pembaca awam. Pembaca yang kurang memahami sejarah Revolusi Rusia juga mungkin melewatkan beberapa simbolisme penting.

        Animal Farm adalah novel pendek namun berdampak besar, memadukan kisah fabel dengan kritik politik yang tajam. George Orwell berhasil menunjukkan bagaimana revolusi yang lahir dari semangat kesetaraan bisa berubah menjadi rezim yang menindas. Bagi pencinta sastra, sejarah, maupun politik, Animal Farm adalah bacaan wajib yang relevan untuk semua generasi.

 

Penulis : Kuni Zahidah Afifah Billah

Editor : Okti 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kita yang Tertinggal di Baris Ketiga

Sumber : Pixabay. com  Tak ada yang kebetulan bahkan daun jatuh pun sudah ditakdirkan. Seperti pertemuan dan perpisahan. Pernah sedeka...