Senin, 28 April 2025

*Rajendra Walad Jihad Bahas Pentingnya Pengembangan Diri dan Karier*


Rajendra Walad Jihad sedang memaparkan materi dalam acara MAKAPURI KIP-K 2024 di Lembah Nirwana, Nambangan, Gondang, Limbangan, Kabupaten Kendal, Sabtu - Minggu (26-27/4/2025). (Dok. Khusus).



formakipwalisongo.org - Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan Malam Keakraban Penuh Cerita dan Silaturahmi (MAKAPURI) KIP-K 2024 bertajuk "Melangkah Bersama, Ciptakan Cerita, Wujudkan Asa Bersama Nawasharma KIP-K 2024" di Lembah Nirwana, Nambangan, Gondang, Limbangan, Kabupaten Kendal, Sabtu - Minggu (26-27/4/2025).


Turut menghadirkan Demisioner Pengurus Pusat Bidikmisi Community (BMC) Walisongo Periode 2021, Rajendra Walad Jihad menjelaskan tentang pengembangan diri dan karier.


"Pengembangan diri adalah proses pembentukan potensi, bakat, sikap, perilaku, dan kepribadian seseorang melalui pembelajaran serta pengalaman yang dilakukannya. Sedangkan karier adalah proses perjalanan hidup seseorang," jelasnya.


Ia juga mengatakan bahwa antara pengembangan diri dan karier saling berkesinambungan. 


"Karier adalah proses perjalanan hidup seseorang. Sementara pekerjaan adalah profesi yang dikerjakan sepanjang waktu. Jadi antara pengembangan diri dan karier merupakan dua hal yang berkaitan," ucapnya. 


Lebih lanjut, Rajendra menekankan pentingnya pengembangan diri. 


"Pengembangan diri menjadi penting karena dapat meningkatkan kepercayaan diri, mampu mengontrol emosi, melahirkan peluang baru, dan meningkatkan kualitas hidup," pungkasnya.


*Reporter: Dwi Endang Setyorini*

*Editor: Ayu Reza Wulandari*

Minggu, 27 April 2025

*FORMAKIP UIN Walisongo Gelar Kegiatan MAKAPURI KIP-K 2024, Bentuk Silaturahmi Sesama Anggota*


Potret bersama pemateri, pengurus pusat, dan peserta dalam acara MAKAPURI KIP-K 2024 oleh FORMAKIP Walisongo di Lembah Nirwana, Nambangan, Gondang, Limbangan, Kabupaten Kendal, Sabtu - Minggu (26-27/4/2025). (Dok. Khusus).


formakipwalisongo.org - Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar kegiatan Malam Keakraban Penuh Cerita dan Silaturahmi (MAKAPURI) KIP-K 2024 yang berlangsung di Lembah Nirwana, Nambangan, Gondang, Limbangan, Kabupaten Kendal, Sabtu - Minggu (26-27/4/2025).

Mengusung tema "Melangkah Bersama, Ciptakan Cerita, Wujudkan Asa Bersama Nawasharma KIP-K 2024", Ketua Umum FORMAKIP Walisongo, Imam Syafi'i mengatakan bahwa peserta MAKAPURI kali ini menjadi peserta terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya. 

"Alhamdulillah, suatu pencapaian yang luar biasa peserta MAKAPURI tahun ini mencapai kisaran 170 orang," katanya.

Imam juga menambahkan melalui acara MAKAPURI dapat menjadi motivasi bagi anggota KIP-K 2024 untuk mempererat silaturahmi.

"Harapan dengan adanya kegiatan ini tidak hanya sebagai malam keakraban saja, tetapi bisa menjadi ajang untuk saling mengenal antar anggota," tambahnya.

Salah satu anggota KIP-K 2024, mahasiswa Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah, Sintya Ayu Ramadhani merasa senang dapat mengikuti MAKAPURI.

"Senang bisa mengikuti kegiatan ini karena dapat mengenal anggota-anggota KIP-K Angkatan 2024 yang belum saya kenal," ujarnya.

Terakhir, Sintya berharap peserta MAKAPURI di tahun yang akan datang bisa lebih banyak.

"Saya berharap untuk MAKAPURI tahun depan peserta nya melebihi dari tahun ini," tutupnya.


*Reporter: Siti Nurjannah*

*Editor: Ayu Reza Wulandari*

Senin, 21 April 2025

Sosok Muliaku

 


Sumber : Pixabay.com


Dalam gelombang badai

Aku tak tahu kemana harus berlari

Menyusuri jalan,

dengan pandangan penuh kebingungan

Aku tak tahu…

Ke mana harus bersandar

Dari guncangan angin yang tak kunjung pudar

Tapi, kini telah ku temukan

Sosok mulia yang ku rindukan

Yang penuh kasih….

Yang penuh cinta…

Yang tak pernah mengharap balas jasa


Suatu saat aku bertanya

Apa yang kau inginkan?

Apa yang kamu angankan, jika aku besar nanti?

Ia menjawab

Aku tak butuh seonggok emas

Tak butuh segunung lembaran uang

Tak butuh pakaian mewah

Tak butuh pula rumah yang megah

Tapi, yang ku butuhkan adalah, kasih dan cinta sejati,

 yang tulus

 yang abadi

 yang setia menemani sampai aku mati

Dari anak-anakku

Sosok muliaku, Dialah ibu


Penulis : Tiara Maharani

Editor : Dwi Endang  



Selasa, 15 April 2025

RUANG NESTAPA


Sumber : Pixabay. com


Dalam keheningan malam yang kelam

Bertemankan cahaya temaram

Di sudut sunyi, berbisik sepi

Dinding-dinding berlumur rasa

Bulan enggan bersinar 

Cahaya bintang-bintang tak lagi menyapa ramah

Ruang ini, ruang kenangan 

Menyimpan derai air mata luka

Detik jam terdengar begitu mencekam

Menampung lara dan harapan yang sirna

Di sini, jiwa-jiwa terkurung hampir mati

Mencari arti dibalik nestapa 

Namun, ada secercah cahaya 

Setitik tinta yang berkemas harapan tersisa

Di ruang nestapa ini

Kita belajar memeluk dan mencintai luka


Penulis : Dea Vebiola 

Editor : Dwi Endang

Selasa, 01 April 2025

#KaburAja Dulu: Ketika Hal Buruk Terjadi dan Harapan Mulai Pudar


Sumber : Pixabay.com

Fenomena "Kabur Aja Dulu" belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya di X (Twitter). Seruan #KaburAjaDulu menjadi simbol kekecewaan, kemarahan, dan protes masyarakat terhadap kondisi dalam negeri yang dianggap semakin tidak menentu. Tren ini mencerminkan keinginan sebagian masyarakat, khususnya generasi milenial dan Gen Z, untuk meninggalkan Indonesia demi mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri, baik melalui studi maupun pekerjaan.

Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Kekecewaan terhadap kinerja pemerintah, tindakan aparat, serta penyimpangan kekuasaan semakin memperkuat dorongan untuk mencari peluang di luar negeri. Isu-isu seperti ketidakpastian karier, sulitnya mendapatkan pekerjaan, serta transparansi penggunaan pajak yang dipertanyakan turut memperkuat rasa frustrasi masyarakat. Mereka merasa bahwa keadaan di dalam negeri semakin sulit akibat korupsi, pungli, serta dominasi kepentingan kelompok tertentu dalam pemerintahan.

Tagar ini digunakan untuk menyoroti berbagai permasalahan dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, seperti Sejumlah tuntutan dalam aksi ini ialah efisiensi Kabinet Merah Putih secara struktural dan teknis; mendesak Prabowo keluarkan Perpuu Perampasan Aset; tolak revisi UU TNI, Polri, Kejaksaan; evaluasi total pelaksanaan Makan Bergizi Gratis; pendidikan gratis; tolak revisi UU Minerba; hapus dwifungsi militer di sektor; reformasi Polri; tolak revisi peraturan tata tertib DPR; hingga realisasi anggaran tukin dosen.

Namun, viralnya #KaburAjaDulu menimbulkan reaksi beragam di masyarakat. Sebagian mendukungnya sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi, politik, dan sosial yang memburuk. Bagi mereka, tren ini bukan sekadar lelucon, melainkan refleksi atas permasalahan mendasar yang perlu segera diatasi. Namun, ada juga yang mengkritik tren ini dengan menyebut bahwa memilih "kabur" menunjukkan kurangnya jiwa nasionalisme.

Penting untuk dicatat bahwa memilih untuk tinggal atau bekerja di luar negeri tidak serta-merta mencerminkan kurangnya nasionalisme. Seseorang tetap bisa berkontribusi pada negara asalnya meskipun berada di luar negeri, misalnya melalui remitansi, promosi budaya, transfer ilmu, dan membangun jaringan internasional. Keputusan untuk bermigrasi sering kali didorong oleh kebutuhan ekonomi, pendidikan, atau pengembangan karier yang lebih baik. Di era globalisasi, nasionalisme bukan hanya soal lokasi fisik, tetapi juga komitmen emosional dan intelektual terhadap negara. Justru, banyak warga negara Indonesia di luar negeri yang tetap berperan dalam memperkenalkan Indonesia di mata dunia serta memberikan sumbangsih ekonomi melalui devisa negara.

Nasionalisme di era globalisasi dapat didefinisikan sebagai cinta tanah air yang tetap relevan meskipun terjadi interaksi antarnegara. Dalam konteks ini, nasionalisme tidak hanya berarti kesetiaan kepada negara, tetapi juga mencakup pemahaman akan nilai-nilai dan kepentingan nasional dalam tatanan global. Tinggal di dalam negeri bukanlah satu-satunya ukuran nasionalisme. Berkontribusi dalam bentuk investasi, advokasi sosial, atau bahkan mempromosikan budaya di luar negeri juga merupakan bentuk kecintaan terhadap tanah air.

Viralnya #KaburAjaDulu memang dapat dikaitkan dengan meningkatnya kekecewaan generasi muda terhadap situasi dalam negeri. Namun, ini tidak selalu berarti menurunnya rasa nasionalisme. Generasi muda saat ini mungkin mengekspresikan nasionalisme dengan cara yang berbeda, lebih berorientasi pada kontribusi global dan kolaborasi internasional. Jadi, fenomena ini seharusnya menjadi refleksi bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan kondisi yang lebih baik agar generasi muda tidak lagi merasa perlu "kabur" untuk mencari kehidupan yang lebih layak di luar negeri.

Referensi: 

https://www.kompas.com/tren/read/2025/02/18/083000865/awal-mula-tren-tagar-kabur-aja-dulu-ramai-digunakan-mengapa-?page=all 

https://www.liputan6.com/health/read/5922002/seruan-kabur-aja-dulu-viral-bentuk-protes-anak-muda-yang-merasa-tak-punya-kuasa



Penulis: Lekha Sonia, Anisa Nurul Asanah

Editor: Prima Nurindah Sari

Tiga Forum KIP-K UIN Wujudkan Organisasi Visioner dan Solutif Lewat Studi Banding

  Purwokerto– Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) UIN Walisongo Semarang, Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (ADIKSI) UIN Prof. K.H. S...