Sumber : Pixabay.com |
Engkau bagaikan nirmala
Sedang aku hanyalah abu di sudut tak bernama.
Aku mencintaimu diam-diam,
seperti bayang di balik tirai malam.
Tak pantas rasanya aku memimpikanmu jadi dayita,
sebab langkahku tak lagi suci dan penuh luka.
Tuan, bolehkah sekali saja
kutatap manik matamu yang tenang?
Agar kau tahu di benakku telah kusinggahi asmaraloka,
tempat namamu kusebut dalam doa paling rahasia.
Aku ikhlas,
walau cintaku lebam dan membiru.
Ampunilah aku, yang lancang mencintaimu
Cinta ini bak perjudian yang bertaruh dengan ketidakmungkinan
Penulis : Iga Oktaviona
Editor
: Okti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar