| Sumber: Pixabay.com |
Aku berjalan di sepanjang jalan
Yang ramai lalulalang insan.
Mengamati satu demi satu,
Kesibukan demi kesibukan, insan yang tak ku kenal.
Aku kalut, mencari insan siapa yang tulus pada jiwa ini.
Sesekali berderai air mata ku.
Penat yang tak terperikan ini, akhirnya merenggut tenagaku,
Untuk menelusuri hati yang murni.
Hingga akhirnya kalbuku terbuka,
Di hamparan hidup yang penuh topeng,
Hanya satu jiwa yang tak pernah berpaling.
Dia yang merajut nafasku dari benang kasih,
Mengukir hidupku dengan tinta pengorbanan.
Di seluruh dunia yang gaduh,
Hanya dia yang diam-diam menjadi alas nafasku.
Aku, terlalu lamban mengerti bahwa,
Cintanya adalah bahasa tanpa huruf.
Dan ketika semua pintu mengunci,
hanya tubuhnya yang tetap terbuka
seperti bumi memeluk akar, seperti malam merangkul lelah.
Penulis : Novia Triani
Editor : Okti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar