Sabtu, 29 Maret 2025

Terseret Arus Mimpi


Sumber : Pixabay.com

Mimpimu basi! 

Kau hanya pandai berangan-angan

Tidur lagi saja! 

Barangkali mimpimu kan terwujud

Mengingat kau tiada usaha untuk melangkah

Namun saat arus datang menerjang kau limbung di lautan ragu

Terseret gelombang pencarian diri

Tak tahu ke mana harus berlabuh

Menyerah sebelum berlayar


Lalu menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi

Tiada malu kau sungguh

Berkicau paling keras seolah paling tersakiti


Penulis : Iklia Abdiyatus Sholihah

Editor : Dwi Endang

Senin, 24 Maret 2025

Pencipta

 

Sumber : Pixabay.com


Bentangan takdir

Lautan mimpi

Dan berjuta makhluk bumi

Tiada yang luput

Dari belaian-Mu

Sang pencipta

Sang pencipta

Bila mana jalan ini yang memang

Engkau khususkan

Kuatkanlah makhluk ini!

Tiada teman

Tiada siapapun yang mendengar

Hanya engkau

Dan kepada engkau

Semuanya ku utarakan


Penulis : Aghistna Roudlotus Shifa

Editor : Dwi Endang





Jumat, 21 Maret 2025

Membangun Kesadaran Etika Digital dalam Masyarakat Modern


Sumber : Pixabay.com


Era digital membawa perubahan paradigma dalam interaksi manusia dengan teknologi dan informasi. Perkembangan teknologi yang begitu masif telah berevolusi dan mengubah sebagian besar aspek kehidupan masyarakat. Adanya teknologi tentu dapat mempermudah kita dalam mengakses informasi, tetapi di sisi lain teknologi juga memiliki dampak negatif yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, implikasi etika dalam penggunaan teknologi menjadi semakin penting dan perlu diperhatikan oleh masyarakat sebagai pelaku digital. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Selain itu, etika dalam konteks digitalisasi teknologi. Siberkreasi & Deloitte (2020) mendefinisikan sebagai kemampuan dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari- hari.

 Etika digital  semakin penting seiring meningkatnya  jumlah pengguna media internet atau warganet. Menurut Amanda (2021) menyebutkan bahwa jumlah warganet di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil survei penetrasi internet Indonesia 2024 yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (AJPII), tingkat penetrasi internet Indonesia telah mencapai 79,5%. . Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,4%. Dari data tersebut 79,5% penduduk Indonesia adalah pengguna internet aktif. APJII juga mencatat bahwa lebih dari separuh pengguna internet di Indonesia berada di Pulau Jawa yakni sebesar 56,4 %, diikuti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua. Selain itu,  95,4% pengguna internet di Indonesia menggunakan telepon pintar (smartphone) untuk mengakses internet.

Berdasarkan generasi pengguna internet di Indonesia, komposisinya adalah sebagi berikut:

Gen X (kelahiran 1965-1980) sebanyak 18,98%, 

Post Gen Z (kelahiran kurang dari 2023) sebanyak 9,17%, 

Baby boomers (kelahiran 1946-1964) sebanyak 6,58% 

Pre boomer (kelahiran 1945 sebanyak 0,24%. 

Berdasarkan wilayahnya tingkat penetrasi pengguna internet masih didominasi oleh daerah Urban 69,5% dan daerah rural kontribusi 30,5%.

Mengapa Etika Digital Penting untuk kita ? 

Saat ini, pelajar termasuk dalam kategori Generasi  Z (Gen Z) dan Post gen Z atau disebut Generasi Alpha.  Mereka terbiasa menggunakan teknologi digital sejak usia muda dan nyaman menggunakan internet maupun media sosial. Selain itu, kondisi seperti pandemi beberapa waktu lalu membuat generasi alpha sangat dekat dengan gadget karena sistem pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan teknologi

Hal ini menjadi  dasar  pentingnya penerapan etika digital. Sesuai dengan Profil Pancasila, mereka diharapkan mempunyai kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Artinya mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif untuk menghasilkan gagasan dan karya. Oleh karena itu , etika dalam menggunakan platform digital sangatlah penting, karena karakter seseoarang dapat terbentuk melalui dunia digital. 

Dengan menerapkan etika digital sesuai nialai-niali Pancasila, pelajar Indonesia dapat mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, serta tetap berpikiran terbuka saat berinteraksi dengan budaya lain. Hal ini akan menumbuhkan rasa rasa saling menghargai dan membentuk budaya luhur.  

Bagaimana Beretika dalam Teknologi? 

1. Etika dalam Penggunaan Data dan Sumber Daya

Data adalah aset penting dalam dunia bisnis, terutama dalam stategi pemasaran. Namun, penggunaanya harus mengedepankan prinsip etika untuk memastikan keamanan data serta menghindari penyalahgunaan informasi 

2. Adopsi Teknologi yang Bertanggung Jawab

Pengembangan inovasi baru dalam teknologi merupakan langkah strategis dalam persaingan digital. Namun, sebelum diimplementasikan, teknologi baru harus dipastikan telah mengadopsi prinsip etika agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.  

3. Menciptakan Budaya Tanggung Jawab

semua pelaku digital harus memiliki pemahaman yang baik tentang etika teknologi, regulasi,  serta dampak sosialnya. Dengan demikian, Kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap penggunaan teknologi dapat tumbuh dengan baik.

Menerapkan etika digital adalah tanggung jawab semua pihak. Sebagai pelaku digital di era digitalisasi, kita harus lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi.  Kita tidak boleh mudah percaya pada berita atau informasi yang belum tervalidasi kebenarannya. Dengan demikian, teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal, sekaligus membuka potensi besar bagi masa depan yang lebih efisien dan bertanggung jawab.

Senin, 17 Maret 2025

Biru Kelabu


Sumber : Pixabay.com


Dalam bisu dingin dan rapuh

Ku lihat bayangku mulai semu 

Suara tak kasat mata menyorak kedatangan ku

Dering panggilan memanggil ku 

Tubuh ku rapuh nan abu-abu

Beri minum aku jika esok ku tak lagi ada

Bantu ibuku mengemas kejayaanku

Dan benamkan aku dengan warna-warna ku

Ingat aku dalam doa-doamu

Meski aku tumbang dan terbuang dalam kutukan


Penulis : Mahardika Putra Pratama 

Editor : Dwi Endang

Sabtu, 15 Maret 2025

Rindu di Kota Asing




Sumber : Pixabay.com


Kota ini, bak lautan luas

Dan aku berlayar  sendirian

Melawan ragu dan  diambang ketakutan

Perasaan ragu mulai ku pendam sendirian 


Kesepian membuatku merangkak tanpa tau arah tujuan

Dan Berani kata yang selalu kusematkan dalam pikiran 


Ayah......Ibu......aku rindu.....

Rindu......akan pelukan hangatmu


Sulit rasanya, mengarungi arus kedewasaan 

Tanpa adanya tuntunan dan pegangan

Namun, setiap kerikil tajam yang kuhadapi

Membuat mentalku jauh lebih tangguh


Doa-Doa yang Kau langitkan menyertai setiap langkahku 

Ayah...ibu...aku sudah sekuat ini

Terimakasih atas cinta dan kepercayaanmu

Membuatku lebih berani untuk melangkah maju


Penulis : Nailul Muna

Editor : Okti

Rabu, 12 Maret 2025

Retak sebelum Berdetak

Sumber: iStock.lphoto



Sepasang suami istri tengah duduk di meja makan menyantap sarapan masingmasing.


"Saya harus pergi," ucap Daniel seraya beranjak berdiri.

"Loh, Mas, kamu baru makan sedikit nasi gorengnya. Tidak mau dihabiskan

terlebih dulu?" sanggah istrinya yang bernama Qalesya Atmajaya. 


Pernikahannya digelar seminggu yang lalu. Mereka menikah atas dasar perjodohan

kedua orang tuanya.


Qalesya ikut berdiri lalu melangkah mengikuti Daniel dari belakang. Ia berniat mengantarkan suaminya ke pintu depan.


"Eh, Mas, sebentar," ucapannya itu membuat langkah Daniel terhenti.

"Dasinya biar—" belum selesai Qalesya meneruskan perkataannya.


"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Daniel memotong ucapan istrinya dengan

menipis tangannya yang akan memaut kain sutra berbentuk pita itu. 


"Hati-hati, ya, Mas" ujar Qalesya sebelum suaminya masuk ke dalam mobil.


Saat mobil Daniel melaju, ia melambaikan tangannya sembari tersenyum hingga kendaraan beroda empat tersebut tidak terlihat. 


Bibir Qalesya yang semula melengkung kembali terkatup rapat. Pikirnya tertarik

mundur pada waktu dasi suaminya yang sedikit miring.

Padahal ia hanya berniat

untuk merapikannya, tidak lebih.


Namun, ia justru mendapatkan sebuah penolakan

yang membuatnya harus menelan rasa kecewa untuk kesekian kalinya. 


Siang harinya, Qalesya sudah bersiap hendak mengunjungi kantor suaminya. 


Karena tidak ingin mempermalukan Daniel, ia pun harus memoles wajahnya yang

biasanya terlihat bersih alami agar menjadi sedikit mencolok.


Tak lupa, ia juga

menenteng rantang yang berisikan nasi dan lauk-pauk untuk makan siang Daniel. 


"Mas Daniel pasti senang aku buatin makanan kesukaannya" lirih Qalesya yang sudah berada di lobi kantornya Daniel. Ia mengangkat rantang dan menatap mata

Daniel beberapa saat lantas melangkah masuk. 


"Ngapain kamu ke sini?" Daniel menodong pertanyaan ketika melihat Qalesya

sedang menutup pintu ruangannya. 


"Tadi pagi, Mas sarapannya cuma sedikit. Aku khawatir asam lambung Mas

kambuh lagi. Karena itu, aku ke sini buat mengecek keadaan Mas sekalian aku

bawain makan siang" jawabnya. 


Ternyata tidak sesuai ekspektasi Qalesya. Bayangan Qalesya suaminya terlihat

sangat senang, ternyata sebaliknya. Suaminya itu malah memberikan tatapan tajam. 


"Saya enggak butuh dikasihani!" balas Daniel.

Daniel menarik pergelangan tangan Qalesya lalu membawanya ke dalam kamar

yang dibuat khusus di ruang kerjanya untuk ia beristirahat.


Qalesya terduduk di

ranjang setelah Daniel merebut paksa rantang dan mendorongnya.


"Makanan macam apa ini? Kamu mau buat saya sakit perut dengan

menaburkan bumbu merah sebanyak ini?" nada bicara Daniel mulai naik.


"T-ta-tapi, itu, enggak pedas kok Mas. Aku bisa menjaminnya." jawab Qalesya

terbata-bata.


"Sampah!"


Daniel menjatuhkan rantangnya dengan sengaja hingga menimbulkan suara

khas benda logam yang cukup keras dan membuat isinya menjadi hancur berantakan.


"Ingat baik-baik, saya tidak sudi dan tidak akan pernah cinta sama kamu. Jadi,

stop bersikap sok manis di depan saya. Sekarang juga pergi kamu dari sini!"


Di rumah, usai diusir oleh suaminya dari perusahaan, Qalesya termenung

seorang diri. Ia memikirkan tentang masa depan rumah tangganya dengan Daniel

akan seperti apa nantinya. 


Jika dalam ikatan yang baru berjalan selama seminggu

saja sudah diambang kehancuran, bagaimana nanti?


Apakah ia akan sanggup

mempertahankannya?

Qalesya menggeleng. 


"Tidak! Jangan mikir aneh-aneh! Aku dan Mas Daniel pasti baik-baik saja. Kita

hanya perlu sedikit waktu lebih lama lagi agar kita bisa saling mengenal dan

memahami."


"Kalau Mas Daniel pulang, aku akan meminta maaf perihal kejadian di kantor

tadi. Sepertinya aku salah, karena sudah mengganggu waktu kerjanya, makannya dia

marah."


Lidah yang masih basah oleh ucapannya itu seketika membungkam. 


Mata Qalesya menatap tak percaya dua insan di hadapannya yang salah satunya adalah

Daniel. Ia bergandengan tangan dengan seorang wanita. 


"M-mas, s-siapa dia?" tanyanya.

Sekilas Daniel melirik Qalesya, tetapi ia tidak menjawab pertanyaan istrinya. 


Ia lebih memilih objek lain untuk menjadi titik pandangannya. Wanita di samping

Daniel tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya. 


"Hai, kenalin, aku Luna. Luna Maharani tepatnya. Pacar dan calon istrinya Mas

Daniel Alkatiri" ucapnya.

Daniel langsung memeluk pinggang Luna dari samping. 


Ketika menyaksikan pergerakan suaminya itu, jantung Qalesya seakan berhenti.


Napasnya tersekat di kerongkongan. Kedua bola matanya juga perlahan memanas. 


Namun, ia berusaha untuk tetap kuat. 


"Sayang, aku ganti baju dulu, ya," kata Daniel dengan membelai rambut Luna

yang lurus agak pirang. 


"Oke, Sayang. Aku tunggu di sini." jawab Luna.

Mereka lupa jika Qalesya masih berada di sana. 


Dengan hati dan perasaan yang terasa begitu menyesakkan ia memutar badannya. Kemudian berlalu meninggalkan

Luna dan Daniel yang masih bermesraan. 


Disela Daniel mengganti pakainya, Qalesya menonton televisi, sedangkan Luna

memainkan ponselnya. Tidak ada percakapan sama sekali sebelum Luna menangkat

suara. 


"Panas banget. Mbak tolong ambilin minum dong," pintanya kepada Qalesya.

Qalesya tertegun.


Pacar suaminya ini memang sangatlah menyebalkan. Jelas jelas ia tuan rumah di sini, malah diperlakukan selayaknya pembantu oleh Luna. 


Ingin rasanya ia mencabik-cabik mukanya yang tebal oleh riasan itu. 


"Mau air putih dingin atau air putih panas?" ucap Qalesya berusaha

mengendalikan emosinya agar tetap stabil.


Luna mengernyitkan kening.

"Terserah," jawabnya. 


Dengan berat hati Qalesya tetap menurutinya. 


Sesuai jawaban terserah Luna dan suasana hati yang buruk akibat kedatangannya,

Qalesya membawakan air putih panas ke hadapan pacarnya Daniel dan mengenai

baju Luna.


"Aduhh! Kamu gimana, sih? Baju aku jadi basah nih," protes Luna. 


"Panass!"

"Ups! Maaf, sengaja." Qalesya membekap mulutnya ketika Luna memberikan

tatapan sinis. 


"Ada apa ini?"

Daniel tiba-tiba datang mendengar rintihan.


"Qalesya siram aku, Mas," adu pacarnya.

Daniel menatap Qalesya penuh kemarahan. 


"Mas, aku bisa jelasin."ucap Qalesya membela.


Daniel berjalan mendekatinya lalu melayangkan tangan.

PLAK..!!!


Pipi kanan Qalesya berubah menjadi merah setelah terkena tamparan dari Daniel.


Ia segera meraba pipinya yang terasa sakit.

"Bisa-bisanya kamu nampar aku, Mas? Aku istri kamu. Istri sah kamu!. Ke mana

hati nuranimu!!!" teriak Qalesya kecewa.


"Kamu sudah keterlaluan menyiram Luna." Kata Daniel membela Luna.


Daniel meraih tangan Luna dan menyematkan jemarinya pada jemari Luna.


"Ayo, Sayang, kita pergi dari sini!"

Daniel berjalan keluar rumah bersama Luna. 


Qalesya berusaha mencegah suami tercintanya itu, tetapi Daniel justru

mendorongnya hingga tersungkur di lantai. 


"Mas! Mas Daniel!"

Keesokan harinya, Qalesya menggeliat usai terbangun dari tidurnya.


Semalaman ia menunggu Daniel pulang sampai tidak terasa bahwa dirinya ketiduran

di kursi ruang tamu. 


Betapa ia sangat mencemaskan keadaan suaminya. 


"Aku harus cari Mas Daniel!"

Setelah membersihkan diri, Qalesya pergi mencari keberadaan Daniel. 


Ia berjalan di atas trotoar menyusuri jalananan. Tak jauh dari sana pandangannya

menangkap siluet Daniel yang hendak menyebrangi jalan raya.


Merasa takut salah

sasaran, akhirnya ia maju dan menyipitkan bola matanya.


Ternyata benar perkiraannya. Daniel tak jauh dari pandangannya.


Dari radius seratus meter, Qalesya melihat ada sebuah mobil yang melaju

dengan kecepatan tinggi menghampiri Daniel. 


Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari menyusul suaminya lantas mendorong tubuhnya sekuat tenaga.


Namun, saat ia akan menghindar mobil itu lebih dulu menyambarnya. Tubuhnya terpelanting hingga ke dekat pembatas jalan. 


Daniel yang merasa tubuhnya terdorong dari belakang pun segera berbalik. 


Betapa terkejutnya ia ketika melihat Qalesya sudah terbujur kaku bersimbah darah. 


"QALESYA!!!"



Penulis: Ummu Hafadzoh Az-Zahra

Editor: Ainur Rifqi
 

Senin, 10 Maret 2025

Nestapa dalam Diam




Sumber: Pixabay.com


Mereka bilang rumah adalah tempat yang hangat

Tapi mengapa dingin lebih sering menyambutku?


Lilin disudut ruangan itu masih menyala 

Tapi cahayanya tak jua menyapa

Aku disini, duduk bersila

Tapi jiwaku serasa mengembara


Ucapanmu melekat di dada

Seperti duri yang enggan sirna

Tak terlihat, tapi menyiksa

Tak bersuara, tapi membakar rasa


Kini hatiku tak lagi sama

Pikiranku pun berubah arah

Aku memilih diam tanpa kata

Bukan karena takut, hanya tak ingin ada luka


Namun, hati tak bisa berdusta

Luka ini nyata dan terasa

Bergemuruh di dalam hampa

Membakar sunyi di dalam dada


Dan kini, aku memilih nestapa

Menyimpan pilu dalam lara

Menahan perih yang menyiksa

Berpura seolah semua baik-baik saja


Biarlah pikiranku berkata

Bahwa kau mencintai dengan cara berbeda

Meski hatiku selalu bertanya

Benarkah itu... atau hanya dusta


Penulis : Mutiara Meisya 

Editor : Endang

Minggu, 09 Maret 2025

Aku Rindu

 

Sumber: Pixabay.com

Hari ini aku rindu

Benar-benar rindu

Dalam sunyi yang menggema,

Namamu lirih kusebut juga


Bukan soal lama kita bertatap, 

Atau seberapa sering bertukar kata

Di balik sempitnya waktu yang kita habiskan,  

Rindu ini datang, menikam dada

Membuatku seolah mati rasa


Diri ini kehilangan telapak kakimu,  

Juga peluk hangat tubuhmu 

Aku merindukanmu, sungguh

Aku mencintaimu... sangat

  

Memangnya aku bisa apa?  

Kita hanyalah hamba-Nya

Dan Dia, pemilik mu sebenarnya

Tempat segala cinta bermuara



Penulis: Lutfia Marisatul Ula

Editor: Kumala

Jumat, 07 Maret 2025

Negeri dalam Selubung Mimpi


Sumber : Pixabay.com


Matahari bangkit, tapi cahayanya terpenjara,

Terang redup, tercekik oleh kabut dusta,

Bayang-bayang merajalela, laksana tiran,

Menghisap ladang, menggerogoti tenaga keringat manusia.


Tanah subur, tapi milik siapa?

Petani membajak, tapi lumbungnya kosong,

Keringat mereka mengalir ke kota,

Menjadi sungai yang mengairi pundi-pundi asing,

Sementara perut mereka sendiri merintih,

Dililit oleh rantai yang tak terlihat.


Sekolah menjulang, atapnya megah,

Tapi ilmu dibelenggu, dibungkus dalam kotak mati,

Buku dibaca, tapi makna dibunuh,

Huruf-huruf berbaris, tapi tak pernah jadi senjata,

Hanya jadi hiasan di dinding-dinding kehampaan.


Pemimpin bicara, kata-katanya bersayap,

Janji-janji melayang, tapi tak pernah mendarat,

Rakyat bersorak, entah karena percaya,

Atau sekadar takut untuk bersuara,

Terpenjara dalam kebisuan yang dipaksakan.


Dan aku terjaga dalam sunyi yang gaduh,

Mimpi ini nyata, tapi semua berpura-pura,

Negeri ini terlelap dalam sandiwara,

Tak tahu kapan akan terbangun,

Ataukah akan terus terbuai dalam mimpi buruk yang tak berujung.



Penulis : Sofyan Hadi

Editor : Okti

Tuntun Aku, Tuhan


Sumber: Pixabay.com


Aku kehilangan arah untuk pulang,  

langit gelap, jalan pun bimbang

Sepi menggema dalam langkah sendirian,  

kemana harus kutitipkan harapan?  


Akankah aku mati tersesat,  

atau bertahan meski rapuh dan penat?  

Ataukah kudapati jalan yang terang,  

menuntunku pulang ke pelukan tenang?  


Tuhan, tuntun aku dalam gulita,  

aku takut, lelah, nyaris putus asa

Jika salah langkah adalah takdirku,  

jadikan ia jalan menuju ridho-Mu.  




Penulis: Lutfia Marisatul Ula

Editor: Kumala

Tiga Forum KIP-K UIN Wujudkan Organisasi Visioner dan Solutif Lewat Studi Banding

  Purwokerto– Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) UIN Walisongo Semarang, Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (ADIKSI) UIN Prof. K.H. S...