Jumat, 21 Maret 2025

Membangun Kesadaran Etika Digital dalam Masyarakat Modern


Sumber : Pixabay.com


Era digital membawa perubahan paradigma dalam interaksi manusia dengan teknologi dan informasi. Perkembangan teknologi yang begitu masif telah berevolusi dan mengubah sebagian besar aspek kehidupan masyarakat. Adanya teknologi tentu dapat mempermudah kita dalam mengakses informasi, tetapi di sisi lain teknologi juga memiliki dampak negatif yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, implikasi etika dalam penggunaan teknologi menjadi semakin penting dan perlu diperhatikan oleh masyarakat sebagai pelaku digital. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Selain itu, etika dalam konteks digitalisasi teknologi. Siberkreasi & Deloitte (2020) mendefinisikan sebagai kemampuan dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari- hari.

 Etika digital  semakin penting seiring meningkatnya  jumlah pengguna media internet atau warganet. Menurut Amanda (2021) menyebutkan bahwa jumlah warganet di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil survei penetrasi internet Indonesia 2024 yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (AJPII), tingkat penetrasi internet Indonesia telah mencapai 79,5%. . Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,4%. Dari data tersebut 79,5% penduduk Indonesia adalah pengguna internet aktif. APJII juga mencatat bahwa lebih dari separuh pengguna internet di Indonesia berada di Pulau Jawa yakni sebesar 56,4 %, diikuti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua. Selain itu,  95,4% pengguna internet di Indonesia menggunakan telepon pintar (smartphone) untuk mengakses internet.

Berdasarkan generasi pengguna internet di Indonesia, komposisinya adalah sebagi berikut:

Gen X (kelahiran 1965-1980) sebanyak 18,98%, 

Post Gen Z (kelahiran kurang dari 2023) sebanyak 9,17%, 

Baby boomers (kelahiran 1946-1964) sebanyak 6,58% 

Pre boomer (kelahiran 1945 sebanyak 0,24%. 

Berdasarkan wilayahnya tingkat penetrasi pengguna internet masih didominasi oleh daerah Urban 69,5% dan daerah rural kontribusi 30,5%.

Mengapa Etika Digital Penting untuk kita ? 

Saat ini, pelajar termasuk dalam kategori Generasi  Z (Gen Z) dan Post gen Z atau disebut Generasi Alpha.  Mereka terbiasa menggunakan teknologi digital sejak usia muda dan nyaman menggunakan internet maupun media sosial. Selain itu, kondisi seperti pandemi beberapa waktu lalu membuat generasi alpha sangat dekat dengan gadget karena sistem pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan teknologi

Hal ini menjadi  dasar  pentingnya penerapan etika digital. Sesuai dengan Profil Pancasila, mereka diharapkan mempunyai kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Artinya mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif untuk menghasilkan gagasan dan karya. Oleh karena itu , etika dalam menggunakan platform digital sangatlah penting, karena karakter seseoarang dapat terbentuk melalui dunia digital. 

Dengan menerapkan etika digital sesuai nialai-niali Pancasila, pelajar Indonesia dapat mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, serta tetap berpikiran terbuka saat berinteraksi dengan budaya lain. Hal ini akan menumbuhkan rasa rasa saling menghargai dan membentuk budaya luhur.  

Bagaimana Beretika dalam Teknologi? 

1. Etika dalam Penggunaan Data dan Sumber Daya

Data adalah aset penting dalam dunia bisnis, terutama dalam stategi pemasaran. Namun, penggunaanya harus mengedepankan prinsip etika untuk memastikan keamanan data serta menghindari penyalahgunaan informasi 

2. Adopsi Teknologi yang Bertanggung Jawab

Pengembangan inovasi baru dalam teknologi merupakan langkah strategis dalam persaingan digital. Namun, sebelum diimplementasikan, teknologi baru harus dipastikan telah mengadopsi prinsip etika agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.  

3. Menciptakan Budaya Tanggung Jawab

semua pelaku digital harus memiliki pemahaman yang baik tentang etika teknologi, regulasi,  serta dampak sosialnya. Dengan demikian, Kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap penggunaan teknologi dapat tumbuh dengan baik.

Menerapkan etika digital adalah tanggung jawab semua pihak. Sebagai pelaku digital di era digitalisasi, kita harus lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi.  Kita tidak boleh mudah percaya pada berita atau informasi yang belum tervalidasi kebenarannya. Dengan demikian, teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal, sekaligus membuka potensi besar bagi masa depan yang lebih efisien dan bertanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiga Forum KIP-K UIN Wujudkan Organisasi Visioner dan Solutif Lewat Studi Banding

  Purwokerto– Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) UIN Walisongo Semarang, Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (ADIKSI) UIN Prof. K.H. S...