Kamis, 25 September 2025

Anak Harapan Keluarga

Sumber: Pixabay .com 

 

Aku dilahirkan bukan sekadar untuk hidup,

Tapi untuk memikul harapan

Yang terlalu berat bagi pundak seorang anak.

 

Di mataku, kulihat ibu menahan tangis,

Di telingaku, kudengar ayah terengah jauh di rantau,

Dan di dadaku, kurasakan retakan

Yang harus kututup dengan senyum pura-pura.

 

Aku belajar menukar mimpi dengan kenyataan,

Menyembunyikan luka demi memberi kekuatan,

Karena bila aku runtuh,

Maka robohlah tiang rumah ini.


Aku ingin bebas seperti kawan sebayaku,

Tapi langkahku terikat hutang-hutang,

Tawaku terkubur oleh beban

Masa mudaku tertukar

Dengan janji menjaga keluarga agar tetap utuh.

 

Orang-orang mungkin melihatku tegar,

Namun di dalam dada ini ada perang yang tak berhenti.

Aku berdiri bukan karena aku kuat,

Tapi karena aku tak punya pilihan selain bertahan.


Aku adalah anak harapan keluarga,

Tiang terakhir di rumah yang rapuh.

Dan bila suatu hari aku patah,

Biarlah dunia tahu aku patah bukan karena kalah,

Melainkan karena aku telah habis-habisan

Menjadi penyangga terakhir bagi keluargaku.




Penulis : Muhammad Zakiyul Wildan 
Editor : Okti

Kamis, 18 September 2025

Rindu yang Tersesat

 

Sumber : Pixabay.com

Entah di mana aku berada

Bingung menamainya.

Kalbu ku penuh  rasa renjana,

juga lara saat tak bersama.

 

Tempat para ahli surga itu,

Membuatku menjadi haru

Tak jarang membuatku sendu,

Sendu karena ku tak mampu,

Bersanding ilmu dengan mereka itu.

 

Ku cari jalan keluar,

namun langkah berputar.

Meski rintang tak gentar,

ku tetap berikhtiar.

 

Usahaku tak henti,

hasilnya Sang Hyang yang tahu.

Aku hanya mencoba,

percaya indah akhirnya.

 

Kini aku berkelana,

Tak pantas tuk menyerah begitu saja,

Doa memandu,

Sang Hyang selalu bersama.


Penulis : Naufal Zufar Athaghozi

Editor : Okti 

Minggu, 14 September 2025

Senandung Asa

 

Sumber :Pixabay.com

Cermin bangsa retak berdarah

Koruptor tertawa di singgasana

"Ke mana sumpah pemuda?" bisik sejarah

"Di mana jiwa proklamasi?" pekik garuda bersayap luka.


Penguasa bertopeng dusta

Mata buta, telinga tuli pada rakyat

Rimba dijual, pertiwi terluka

Lintah serakah menghisap marwah

Rakyat merintih dalam nestapa.


Namun petani tetap menanam asa

Seniman melukis mimpi di kanvas gelap

Tunas muda tumbuh dari bara

Asa berdetak dalam dada yang tetap.


Kupecahkan cermin kebohongan

Dari serpihan lahir kebenaran

Kelak cucu akan bersaksi

Pancaran Nusantara bersinar kembali.


Penulis : Eka Silfia Arini

Editor : Okti 

Jumat, 05 September 2025

Api Merah Putih



Sumber : IStock. com

Di atas tanah yang sedang dijajah,
Mereka berdiri tegap, begitu gagah.
Membela Nusantara tercinta,
Kebanggaan setiap anak bangsa.

Dengan sederhana mereka melangkah,
Hanya bambu runcing di genggaman tangan.
Namun tekad dan semangat merdeka,
Mengiringi langkah melawan penjajah.

Wahai Pahlawan Revolusi,
Perjuanganmu sangatlah kami apresiasi.
Atas nama Bangsa Indonesia,
Kami berjanji menjaga negeri ini
Untuk selama-lamanya.

Penulis : Muhammad Najwan Ramadhan 

Editor : Okti 

Sahabatku

  Sumber: Pixabay.com Mata yang semakin hari semakin menghitam Sayup menatap   kabut lurus ke depan Tubuh   rintih ini menjadi bukti kec...