Kamis, 21 Agustus 2025

Kita yang Tertinggal di Baris Ketiga

Sumber : Pixabay. com 


Tak ada yang kebetulan bahkan daun jatuh pun sudah ditakdirkan.

Seperti pertemuan dan perpisahan.

Pernah sedekat itu denganmu adalah takdir.

Dan kini seasing ini pun adalah takdir, semua sudah tertulis.

 

Tidak perlu dicari di mana letak kesalahan.

Hanya perlu membiasakan.

Waktu pasti akan memulihkan hati yang sakit.

Terima kasih, kata-kata semangatmu di saat aku rendah diri

Masih membekas dihati dan menjadi motivasi hingga kini.

 

Kritik dan saran yang pernah kau lontarkan masih tersimpan dipikiran.

Kau mengajarkan aku untuk tidak naif dan menganggap semua orang itu baik.

Kau mengajarkanku untuk berdiri di kaki sendiri, sebab apapun yang terjadi hanya diri

sendiri yang paling mengerti.

Aku bisa dengan mudah memulai, tetapi tak pandai mengakhiri.

 

Tak apa, jika saat ini kita tidak pernah lagi bertegur sapa.

Sekali lagi, aku yakin waktu akan memudarkan semua.

Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya.

Itulah hukum alam dan mungkin, masa kita memang sudah selesai.


Penulis : Ummu Hafadzoh Az Zahra

Editor : Okti 

Minggu, 17 Agustus 2025

AKU TAK PUNYA PIALA

 



Aku tak punya piala

Hanya ada segenggam kecewa

Yang membekas Hingga tak bernyawa

 

Aku tahu hidup bukan perihal juara,

Ia lautan rahasia,

Yang terkadang menenggelamkan,

Terkadang pula mengajarkan uuntuk berenang

 

Jika kau hanya meratapi  kekecewaan

Hidup hanyalah lorong tanpa tujuan

Namun saat ku buka jendela syukur

Cahaya kecil menjelma pelipur

 

Hidup itu tidak selalu tentang  Bahagia

Tetapi cara  kita mengambil hikmah dari hidup

 

Penulis : Lutfia Marisatul Ula

Editor : Okti


Minggu, 10 Agustus 2025

Resensi Buku Animal Farm – George Orwell: Alegori Politik yang Tajam dan Abadi

 



Judul: Animal Farm
Penulis: George Orwell
Pertama Terbit: 1945
Tebal: 148 halaman
Penerbit: Bentang Pustaka (2016)
Genre: Alegori, Satire, Fabel, Sindiran Politik, Fiksi Distopia

Animal Farm adalah novel klasik yang menggabungkan kisah fabel sederhana dengan kritik sosial-politik yang tajam.

Sekilas Tentang Animal Farm

Novel Animal Farm karya George Orwell adalah salah satu karya sastra paling berpengaruh abad ke-20. Dengan latar sebuah peternakan, Orwell menghadirkan alegori politik yang terinspirasi dari Revolusi Rusia dan rezim totalitarian. Walau berbentuk kisah hewan, pesan novel ini relevan di berbagai zaman karena mengangkat isu kekuasaan, propaganda, dan korupsi moral.

Sinopsis Singkat Animal Farm

Cerita dimulai dengan pidato Mayor, seekor babi tua, yang memimpikan dunia tanpa penindasan manusia. Setelah ia meninggal, dua babi cerdas (Napoleon dan Snowball) memimpin pemberontakan melawan pemilik peternakan, Tuan Jones. Mereka mendirikan Peternakan Binatang dengan ideologi “Binatangisme” dan tujuh perintah utama, yang kemudian disederhanakan menjadi semboyan: “Yang berkaki empat baik, yang berkaki dua jahat.”

Namun, perebutan kekuasaan membuat Napoleon menyingkirkan Snowball. Dengan propaganda yang masif, Napoleon mengubah sejarah, menyebarkan ketakutan, dan menuduh Snowball sebagai biang segala masalah. Perlahan, kehidupan para hewan justru lebih sengsara dibanding saat diperintah manusia. Salah satu perintah utama pun diubah menjadi: “Semua hewan setara, tetapi beberapa hewan lebih setara daripada yang lain.”

Perubahan ini menjadi simbol kuat bagaimana kekuasaan absolut memutarbalikkan prinsip awal demi kepentingan segelintir elit.

Kelebihan Animal Farm

 

1. Alegori Politik yang Kuat dan Tajam : kritik tajam terhadap sejarah Revolusi Rusia

dan rezim totalitarianisme. Orwell berhasil menyisipkan simbolisme politik secara

cerdas dan halus, menjadikan novel ini relevan di berbagai zaman dan konteks

kekuasaan.

2. Karakter dan Simbolisme yang Bermakna : Setiap tokoh dalam novel memiliki fungsi

alegoris yang jelas. Napoleon sebagai Stalin, Snowball sebagai Trotsky, hingga Boxer

sebagai rakyat pekerja yang loyal namun tertindas, memberikan kedalaman makna

yang kuat.

3. Gaya Bahasa Padat dan Efektif : Orwell menggunakan gaya bahasa yang lugas namun

sarat makna. Kalimat-kalimatnya tidak bertele-tele, namun berhasil menyampaikan

kritik sosial dan politik dengan cara yang menggugah pikiran.

4. Struktur Cerita yang Konsisten : Alur maju yang terstruktur dalam sepuluh bab

membuat perkembangan konflik terasa logis dan menyakitkan sekaligus mulai dari

euforia revolusi, konflik internal, hingga pembusukan total idealisme awal.

5. Relevansi Sepanjang Masa : Meski terbit pertama kali pada tahun 1945, pesan Animal

Farm tetap relevan dalam membaca dinamika kekuasaan, propaganda, dan manipulasi

publik yang masih terjadi hingga kini.

    Namun, Dalam buku ini masih terdapat beberapa kesalahan ketik dan istilah asing yang mungkin membingungkan pembaca awam. Pembaca yang kurang memahami sejarah Revolusi Rusia juga mungkin melewatkan beberapa simbolisme penting.

        Animal Farm adalah novel pendek namun berdampak besar, memadukan kisah fabel dengan kritik politik yang tajam. George Orwell berhasil menunjukkan bagaimana revolusi yang lahir dari semangat kesetaraan bisa berubah menjadi rezim yang menindas. Bagi pencinta sastra, sejarah, maupun politik, Animal Farm adalah bacaan wajib yang relevan untuk semua generasi.

 

Penulis : Kuni Zahidah Afifah Billah

Editor : Okti 

Kamis, 31 Juli 2025

Hina dalam Cinta

 

Sumber : Pixabay.com




Engkau bagaikan nirmala
Sedang aku hanyalah abu di sudut tak bernama.

Aku mencintaimu diam-diam,
seperti bayang di balik tirai malam.

Tak pantas rasanya aku memimpikanmu jadi dayita,
sebab langkahku tak lagi suci dan penuh luka.

Tuan, bolehkah sekali saja
kutatap manik matamu yang tenang?

Agar kau tahu di benakku telah kusinggahi asmaraloka,
tempat namamu kusebut dalam doa paling rahasia.

Aku ikhlas,
walau cintaku lebam dan membiru.

Ampunilah aku, yang lancang mencintaimu

Cinta ini bak perjudian yang bertaruh dengan ketidakmungkinan

 

Penulis : Iga Oktaviona

Editor : Okti 


Jumat, 25 Juli 2025

Jejak yang Tak Sempat Kulihat

 

 

Sumber : Pixabay. com 

Di halaman masa kecilku,

ada bayang samar

yang tak pernah kutemui

tapi selalu kurindui.

 

Katanya,

ia pernah menatapku penuh cahaya,

lalu pergi

sebelum aku sempat berjalan ke arahnya.

 

Tak ada wajah yang utuh dalam ingatan,

hanya cerita

dan rasa yang tumbuh dalam diam.

 

Aku belajar kuat

dari kehilangan yang tak kupahami,

membawa ruang kosong itu

dengan kepala tegak.

 

Sebab cinta yang hilang

bukan berarti tiada

ia menjelma menjadi  cahaya

yang diam-diam menuntunku dari kejauhan.


Penulis : Nasywa Zaidatun Nadya

Editor : Okti 

Jumat, 18 Juli 2025

Arunika


Pixabay. com 


Arunika,

pelita cahaya pertama,

menjelma rindu yng lama tertahan,

menyimpan gelap dalam dekap malam,

menggenggam harap dalam sunyi yang diam.

 

Kau hadir,

lebut tanpa suara,

cukup menggugah jiwa yang lama hampa.

Langit jingga menyulam pagi,

dengan nada hangat penuh harmoni.

 

Arunika,

engkau adalah janji

bahwa setelah gelap,

terbitlah terang dengan berani.

Bahwa luka semalam

tak akan tinggal selamanya.

 

Andai aku malam yang beku,

engkau adalah fajar yang setia menunggu.

Dalam kedatanganmu yang sederhana,

kutemukan alasan untuk tetap percaya.

 

Penulis : Muhammad Alif Syarifudin


Kamis, 03 Juli 2025

Harapan di Balik Peluh

 


Sumber:  Pixabay. com 


Ingatkah kau?

Ayahmu memeras keringat pagi hingga malam

Ibumu rela menahan lapar demi beras cukup  sebulan

Keluhnya tak pernah terdengar

Asal anaknya bisa menduduki bangku kuliah

 

Alas kaki mereka lusuh,

Pakaiannya juga sama lusuhnya

Tapi mereka tetap tersenyum bahagia

ketika anaknya berkata: "Aku sudah jadi mahasiswa"

 

Namun waktu semakin bergulir pilu

Jadwal kuliah banyak terlewat

Buku-buku kian berdebu tak dieja

Dan prestasi tenggelam oleh rasa malasmu

 

Di kampung halaman ayahmu termenung diam

Di ladang ibumu menatap langit yang mulai senja

Mengetahui dirimu,

Mereka bertanya dalam doa:

"Masihkah anakku layak diperjuangkan?"

 

Mereka tak meminta balasan,

Yang diinginkan dirimu jadi harapan

Bukan beban dari impian mereka yang tertahan

Sejak muda mereka dikubur

dalam pengorbanan

 

Bangun dan ingatlah!

Kuliah bukan hanya sekadar hadir di kelas

Tapi menghargai siapa yang membiayaimu

Boleh lelah, tapi ada yang lebih lelah darimu

Semangat dan jangan kau redupkan harapan orang tuamu

 

Penulis : Syahrul Ariadi

Editor : Dwi Endang

Kamis, 26 Juni 2025

Bunga Mahal

Sumber: Pixabay.com


Ia merekah,

Jangan disentuh !

Memang Menggoda,

Tapi ia tengah tumbuh

 

Alam menumbuhkannya perlahan,

Seperti waktu yang tak mengenal buru,

Jangan kau rusak karena secercah nafsu yang kau miliki

 

Kau boleh memandangi bahkan mengaguminya,

Tapi jangan coba menggenggamnya,

sebab ia bukan untuk kau miliki,

meski hidupmu sering berdampingan.


Jika suatu saat ia layu, apakah kamu mampu?

aku tertawa, memilikinya  tak semudah itu



Penulis : Affandi Rahman Hakim 

Editor : Okti 

Minggu, 15 Juni 2025

Tiga Forum KIP-K UIN Wujudkan Organisasi Visioner dan Solutif Lewat Studi Banding

 



Purwokerto– Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) UIN Walisongo Semarang, Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (ADIKSI) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (SAIZU) Purwokerto, dan Ikatan Mahasiswa Beasiswa & KIP-K (IKMAB-K) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar kegiatan studi banding bertema “Berbagi Gagasan, Menginspirasi Tindakan: Studi Banding Menuju Organisasi Mahasiswa yang Visioner dan Solutif” di Hall Perpustakaan UIN SAIZU, Sabtu (15/6/2025), yang diikuti oleh 96 peserta dari ketiga forum.

Kegiatan ini bertujuan membangun sinergi antarorganisasi mahasiswa KIP-K serta menjadi wadah berbagi pengalaman dan gagasan dalam rangka menciptakan organisasi yang solutif dan berorientasi masa depan.

Ketua Umum ADIKSI, Akhmad Umam Khanani, dalam sambutannya menekankan pentingnya saling menyatukan kekuatan dan menyempurnakan kekurangan antar forum KIP-K.

“Setiap forum memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Maka dari itu, mari kita satukan agar bisa saling menyempurnakan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua Umum IKMAB-K, M. Islakhul Aula, yang menegaskan bahwa studi banding bukan ajang pembuktian, melainkan sarana berkembang bersama.

“Studi banding ini bukan untuk menunjukkan siapa yang lebih unggul, tetapi agar kita bisa berkembang bersama,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua FORMAKIP Walisongo, Imam Syafi’i berharap forum ini bisa terus eksis dan menjadi ruang pengembangan diri bagi mahasiswa penerima KIP-K.

“Harapannya organisasi ini tidak hanya eksis saat ini, tetapi juga ke depannya harus menjadi ruang pengembangan bakat dan pelatihan yang sesungguhnya bagi mahasiswa KIP-K,” katanya.

Pembina ADIKSI, Chafid Diyanto, turut mengingatkan pentingnya memanfaatkan momen ini untuk memperluas relasi dan merasakan atmosfer kampus lain.

“Manfaatkan kegiatan ini sebagai kesempatan memperluas relasi dan wawasan. Jika memungkinkan, sempatkan berkunjung ke kampus lain agar menambah energi, motivasi, dan kepercayaan diri,” pesannya.

Kegiatan studi banding ini juga diisi dengan pemaparan program kerja dari masing-masing forum serta Focus Group Discussion (FGD) untuk setiap departemen. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin kolaborasi yang lebih erat antarforum mahasiswa KIP-K dan tercipta organisasi yang progresif serta berdampak nyata.



Penulis :Dwi Endang Setyorini


Jumat, 13 Juni 2025

Lolongan Tak Terdengar


Sumber : Pixabay.com


Jeritan suara yang tak terdengar 

Beribu kata yang tak kunjung terungkapkan

Terpendam jauh di dalam sanubari

Ingin sekali dunia mendengarkannya 


Lelah sendiri memendam ini semua

Bukan hanya raga tapi jiwa juga sama lelahnya 

Tak satupun dari mereka bertanya 

Apakah kamu baik-baik saja ?


Ingin ku akhiri perjalanan yang panjang ini 

Ingin ku hentikan waktu yang berjalan ini 

Sampai kapan ku harus menahannya ?

Sampai kapan lagi harus memendamnya ?


Bahkan waktu tak mampu jawab pertanyaan itu 

Mungkin ini sudah jalannya harus aku lalui 

Mungkin ini suara suratan takdir yang harus aku jalani 

Dan berharap semua indah suatu saat nanti



Penulis : Kharisma Wahyu Kurniawati

Editor : Dwi Endang 

Jumat, 06 Juni 2025

Aku adalah rakyat


Sumber: Pixabay.com


Aku adalah rakyat,

Rakyat disebuah negeri demokrasi gema ripah loh jinawi

Rakyat disebuah negeri dengan enam agama resmi,

Tapi terbiasa mendengar caci maki.

Rakyat disebuah negeri yang pejabatnya lumrah masuk jeruji besi.


Aku adalah rakyat,

Yang selalu jadi konsumsi elit negeri.

Yang selalu dimanja tiap lima tahun sekali..

Yang jadi tameng atas keegoisan penguasa dan oposisi.


Aku adalah rakyat,

Yang kadang berpikir mengapa beda warna harus memaki?

Yang kadang tersenyum melihat pejabat negara keluar masuk bui.

Yang kadang merintih melihat korupsi jadi teman minum kopi.


Aku adalah rakyat,

Rakyat biasa yang terombang egoisnya penguasa.

Rakyat biasa yang selalu menjadi dalil ambisi mereka.

Rakyat biasa yang selalu menelan janji manis mereka.


Aku adalah rakyat,

Rakyat yang rindu akan sopan santun warisan budaya.

Rakyat yang rindu senyum sapa ala indonesia.

Rakyat yang rindu akan pejabat yang sadar dirinya siapa.


Aku adalah rakyat,

Tapi rakyatnya siapa?



Penulis : Muhammad Arif Fadlian Syah

Editor : Okti

Kita yang Tertinggal di Baris Ketiga

Sumber : Pixabay. com  Tak ada yang kebetulan bahkan daun jatuh pun sudah ditakdirkan. Seperti pertemuan dan perpisahan. Pernah sedeka...