Judul buku :
Laut Bercerita
Pengarang :
Leila S. Chudori
Penerbit :
Kepustakaan populer gramedia
Cetakan : ke-77
Juni 2024
Tebal buku :
377 halaman
ISBN :
978-604-424-694-5
Laut bercerita adalah novel karya penulis asal Indonesia bernama Leila S. Chudori. Ia juga merupakan seorang wartawan di majalah Tempo. Novel cetakan ke-77 ini pada bulan juni 2024. Dengan tema persahabatan, percintaan, kekeluargaan, penghianatan dan rasa kehilangan. Dengan berlatarkan waktu di tahun 1990 - 2000, novel ini mampu menghipnotis para pembacanya untuk menerobos ruang masa lalu dan kembali melihat peristiwa yang terjadi di tahun itu sendiri.
Laut
dan sahabatnya terus memperjuangkan keadilan meskipun nyawa mereka dibayangi
oleh penghilangan secara paksa atau tembak di tempat. Mereka diculik, dikurung,
disiksa, dan diinterogasi, tanpa pernah tahu dimana mereka berada saat
menjalani momen tragis itu. Penyiksaan mereka akan berakhir dengan dibuang
tanpa tersisa atau dipulangkan apabila mereka beruntung. Asmara Jati, adik
perempuan Laut, melacak jejak kakaknya yang hilang. Ketidakadilan tersebut
menimbulkan trauma yang amat dalam. Tidak hanya bagi mereka yang dihilangkan
dan selamat, tetapi juga bagi keluarga korban. Buku ini adalah perwujudan dalam
bentuk fiksi bahwa kita sebagai bangsa Indonesia tidak boleh melupakan sejarah
yang membentuk sekaligus menjadi tumpuan bangsa ini.
Buku
ini berisikan kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh kelompok aktivis
mahasiswa di masa Orde Baru. Leila Salikha Chudori seakan-akan berusaha membawa
para pembacanya untuk ikut merasakan era-era reformasi di tahun 1998 yang penuh
dengan kepahitan dan kekejaman bagi para pembela rakyat. Tidak hanya membawa
pembacanya pada pasang surut emosi, buku ini juga berisikan pengetahuan tentang
keadilan sosial, prinsip demokrasi, dan sejarah pergerakan untuk mendukung Orde
Baru. Oleh karena itu, selain berisikan pembelajaran hidup yang megah, buku ini
juga memberikan pengetahuan mengenai sejarah kelam yang pernah dilewati bangsa
ini. Novel ini adalah perwujudan dalam bentuk fiksi bahwa kita sebagai bangsa
Indonesia tidak boleh melupakan sejarah yang membentuk sekaligus menjadi
tumpuan bangsa ini. Generasi muda juga perlu melatih diri dan melatih diri
untuk memikirkan secara kritis mengenai kebijakan pemerintah untuk mengatur
pemerintahan serta kehidupan warga negara. Oleh karena itu, demokrasi dimaknai
tidak hanya penting dan berlaku untuk negara saja sebagai suatu sistem.
Demokrasi juga harus menjamin kebebasan dan hak kita sebagai manusia yang
berdaulat dan sebagai warga negara, agar dapat ikut berpartisipasi dalam proses
kebijakan, serta bebas untuk mencapai cita-cita kita, dengan jaminan HAM dan
kebebasan, serta penegakan hukum.
Keunggulan
dalam sebuah karya novel, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi si penulis.
Hal itu membuktikan bahwa dalam karya tulisnya, ada sesuatu yang ‘tidak biasa’
di mata para pembaca. Leila S. Chudori selaku penulis novel Laut Bercerita
telah berhasil menetapkan tema dalam novel ini. Tema yang diusungnya mengenai
kemanusiaan pada era Orde Baru yang mana sepantasnya novel ini memperoleh
predikat sebagai novel dengan genre historical fiction terbaik.
Visualisasi
karakter dan suasana dalam novel ini tampak sungguhan alias nyata. Terlebih,
bagian di mana Laut beserta teman-temannya disiksa dan diperlakukan tidak
manusiawi. Lalu, hal yang terpenting adalah novel ini berdasarkan kisah nyata
pengalaman dari para aktivis yang sempat hilang dan diculik pada Maret tahun
1998 lalu, kemudian 9 berhasil kembali dan 13 lainnya dinyatakan hilang. Lalu,
novel Laut Bercerita bersifat edukatif. Hal itu dibuktikan bahwa di dalamnya
memuat pengetahuan sejarah rezim Orde Baru, sejarah pergerakan dalam menegakkan
keadilan sosial, dan asas demokrasi. Dengan begitu, setelah selesai membaca
novel ini, ada banyak pengetahuan mengenai sejarah yang akan kalian dapatkan.
Tidak
hanya keunggulan, novel ini juga mempunyain kelemahan. Kelemahan tersebut
berupa alur campuran atau maju mundur. Sehingga, para pembaca yang belum
terbiasa dengan alur tersebut, akan cenderung kesulitan atau bingung. Hal itu
karena dibutuhkannya sikap fokus dan pemahaman secara saksama supaya dapat
mengikuti alur cerita dengan baik. Adanya sudut pandang tokoh berbeda dalam
satu cerita. Akan tetapi lebih baik jika cerita tersebut dijadikan dua buku
dengan judul yang berbeda. Kisah dari sudut pandang Asmara berjalan lambat dan
dapat diprediksi. Dan cover novel ini pun kurang menarik sehingga membuat
pembaca bingung cerita tentang novel ini jika hanya melihat covernya. Novel
laut bercerita memiliki ending yang menggantung sehingga membuat penasaran pembaca
tentang kelanjutan kisahnya.
Selain
itu, di balik suksesnya sebuah novel, tentu ada pesan yang dapat diterapkan di
kehidupan sehari-hari. Dalam novel ini, salah satunya adalah cara agar seorang
manusia dapat memanusiakan manusia dari segala aspek. Tak hanya itu, novel Laut
Bercerita dapat menjadi bahan teguran untuk negeri ini bahwa masih ada hal yang
belum terselesaikan. Mereka, para aktivis atau orang-orang yang sengaja
dihilangkan, layak untuk memperoleh dan mendapatkan bentuk keadilan. Novel ini
juga ditulis dengan riset yang mendalam. Setiap karakternya diceritakan dengan
sangat baik dan secara harmonis membuat karakter melalui detail kecilnya terasa
begitu nyata. Penuturan dan penulisan diksi yang mudah dimengerti, membuat
pembaca dapat masuk ke dalam cerita dan seolah-olah menyaksikan setiap kejadian
di depan mata.
Adapun
cerita yang dihidangkan pun mengandung sedikit teka-teki, hal itu yang membuat
para pembaca menjadi semakin penasaran akan akhir dari cerita novel ini.
Pilihan kata dan penggunaan bahasa terbilang mudah dipahami sebab tak adanya
istilah atau ungkapan asing yang menjadikan para pembaca sukar memahami isi
cerita. Menariknya, novel ini berhasil digarap ke dalam bentuk film pendek yang
berdurasi kurang lebih 30 menit dan disutradarai oleh Pritagita
Arianegara. Selain hal-hal di atas, tentu masih ada banyak amanat yang
dapat kalian ambil dalam novel ini. Maka dari itu, buku Laut Bercerita sangat
direkomendasikan dan sangat layak untuk dibaca. Kisah yang dialami oleh tokoh
Laut dan rekan-rekannya yang hilang di rezim Orde Baru pun tidak akan habis
termakan waktu. Sebab memang kenyataan hal itu terjadi di negeri ini, bahkan
hilangnya beberapa aktivis di masa 1998 tidak ada titik temu hingga saat ini.
Novel
fiksi terkait sejarah Indonesia ini, secara implisit menyadarkan kita agar
jangan sekali-sekali melupakan sejarah kelam di negeri ini. Dengan sistem
demokrasi, seharusnya pemerintah siap menerima hak kritik dari para rakyatnya
dengan segala kebijakan yang dibangun. Apabila tidak, tentu banyak terselip
berbagai rahasia dan teka-teki, seperti kejadian di era 1998 yang masih menjadi
sebuah tanda tanya besar. Hanya di negara diktatorial, satu orang bisa
memerintah begitu lama. Seluruh Indonesia dianggap milik keluarga dan kroninya.
Tapi kita harus tau satu hal yaitu kita harus mengguncang masyarakat yang
pasif, malas, dan putus asa. Agar mereka mau ikut memperbaiki negeri yang
sungguh korup dan berantakan ini, yang sangat tidak menghargai kemanusiaan. Novel
ini direkomendasikan untuk Remaja, karena mengangkat tema-tema yang relevan
dengan remaja seperti persahabatan, percintaan dan rasa kehilangan.
Setelah
mereferensi novel ini, pembaca mungkin tertarik untuk membaca buku tersebut dan
mengeksplorasi lebih dalam mengenai cerita yang disajikan. Buku ini dapat
memicu semangat aktivis terutama mahasiswa pada orde baru 1998 dan melawan
pemerintah karena sudah kejam terhadap rakyatnya.
Peresensi : Revalina
Nicky Ramadhani
Editor : Rifqi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar