Jumat, 23 Mei 2025

RESENSI NOVEL "LAUT BERCERITA"

 


Sumber : Gramedia.com

Judul buku : Laut Bercerita

Pengarang : Leila S. Chudori

Penerbit : Kepustakaan populer gramedia

Cetakan : ke-77 Juni 2024

Tebal buku : 377 halaman

ISBN : 978-604-424-694-5

Laut bercerita adalah novel karya penulis asal Indonesia bernama Leila S. Chudori. Ia juga merupakan seorang wartawan di majalah Tempo. Novel cetakan ke-77 ini pada bulan juni 2024. Dengan tema persahabatan, percintaan, kekeluargaan, penghianatan dan rasa kehilangan. Dengan berlatarkan waktu di tahun 1990 - 2000, novel ini mampu menghipnotis para pembacanya untuk menerobos ruang masa lalu dan kembali melihat peristiwa yang terjadi di tahun itu sendiri.

Laut dan sahabatnya terus memperjuangkan keadilan meskipun nyawa mereka dibayangi oleh penghilangan secara paksa atau tembak di tempat. Mereka diculik, dikurung, disiksa, dan diinterogasi, tanpa pernah tahu dimana mereka berada saat menjalani momen tragis itu. Penyiksaan mereka akan berakhir dengan dibuang tanpa tersisa atau dipulangkan apabila mereka beruntung. Asmara Jati, adik perempuan Laut, melacak jejak kakaknya yang hilang. Ketidakadilan tersebut menimbulkan trauma yang amat dalam. Tidak hanya bagi mereka yang dihilangkan dan selamat, tetapi juga bagi keluarga korban. Buku ini adalah perwujudan dalam bentuk fiksi bahwa kita sebagai bangsa Indonesia tidak boleh melupakan sejarah yang membentuk sekaligus menjadi tumpuan bangsa ini.

Buku ini berisikan kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh kelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru. Leila Salikha Chudori seakan-akan berusaha membawa para pembacanya untuk ikut merasakan era-era reformasi di tahun 1998 yang penuh dengan kepahitan dan kekejaman bagi para pembela rakyat. Tidak hanya membawa pembacanya pada pasang surut emosi, buku ini juga berisikan pengetahuan tentang keadilan sosial, prinsip demokrasi, dan sejarah pergerakan untuk mendukung Orde Baru. Oleh karena itu, selain berisikan pembelajaran hidup yang megah, buku ini juga memberikan pengetahuan mengenai sejarah kelam yang pernah dilewati bangsa ini. Novel ini adalah perwujudan dalam bentuk fiksi bahwa kita sebagai bangsa Indonesia tidak boleh melupakan sejarah yang membentuk sekaligus menjadi tumpuan bangsa ini. Generasi muda juga perlu melatih diri dan melatih diri untuk memikirkan secara kritis mengenai kebijakan pemerintah untuk mengatur pemerintahan serta kehidupan warga negara. Oleh karena itu, demokrasi dimaknai tidak hanya penting dan berlaku untuk negara saja sebagai suatu sistem. Demokrasi juga harus menjamin kebebasan dan hak kita sebagai manusia yang berdaulat dan sebagai warga negara, agar dapat ikut berpartisipasi dalam proses kebijakan, serta bebas untuk mencapai cita-cita kita, dengan jaminan HAM dan kebebasan, serta penegakan hukum.

Keunggulan dalam sebuah karya novel, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi si penulis. Hal itu membuktikan bahwa dalam karya tulisnya, ada sesuatu yang ‘tidak biasa’ di mata para pembaca. Leila S. Chudori selaku penulis novel Laut Bercerita telah berhasil menetapkan tema dalam novel ini. Tema yang diusungnya mengenai kemanusiaan pada era Orde Baru yang mana sepantasnya novel ini memperoleh predikat sebagai novel dengan genre historical fiction terbaik.

Visualisasi karakter dan suasana dalam novel ini tampak sungguhan alias nyata. Terlebih, bagian di mana Laut beserta teman-temannya disiksa dan diperlakukan tidak manusiawi. Lalu, hal yang terpenting adalah novel ini berdasarkan kisah nyata pengalaman dari para aktivis yang sempat hilang dan diculik pada Maret tahun 1998 lalu, kemudian 9 berhasil kembali dan 13 lainnya dinyatakan hilang. Lalu, novel Laut Bercerita bersifat edukatif. Hal itu dibuktikan bahwa di dalamnya memuat pengetahuan sejarah rezim Orde Baru, sejarah pergerakan dalam menegakkan keadilan sosial, dan asas demokrasi. Dengan begitu, setelah selesai membaca novel ini, ada banyak pengetahuan mengenai sejarah yang akan kalian dapatkan.

Tidak hanya keunggulan, novel ini juga mempunyain kelemahan. Kelemahan tersebut berupa alur campuran atau maju mundur. Sehingga, para pembaca yang belum terbiasa dengan alur tersebut, akan cenderung kesulitan atau bingung. Hal itu karena dibutuhkannya sikap fokus dan pemahaman secara saksama supaya dapat mengikuti alur cerita dengan baik. Adanya sudut pandang tokoh berbeda dalam satu cerita. Akan tetapi lebih baik jika cerita tersebut dijadikan dua buku dengan judul yang berbeda. Kisah dari sudut pandang Asmara berjalan lambat dan dapat diprediksi. Dan cover novel ini pun kurang menarik sehingga membuat pembaca bingung cerita tentang novel ini jika hanya melihat covernya. Novel laut bercerita memiliki ending yang menggantung sehingga membuat penasaran pembaca tentang kelanjutan kisahnya.

Selain itu, di balik suksesnya sebuah novel, tentu ada pesan yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dalam novel ini, salah satunya adalah cara agar seorang manusia dapat memanusiakan manusia dari segala aspek. Tak hanya itu, novel Laut Bercerita dapat menjadi bahan teguran untuk negeri ini bahwa masih ada hal yang belum terselesaikan. Mereka, para aktivis atau orang-orang yang sengaja dihilangkan, layak untuk memperoleh dan mendapatkan bentuk keadilan. Novel ini juga ditulis dengan riset yang mendalam. Setiap karakternya diceritakan dengan sangat baik dan secara harmonis membuat karakter melalui detail kecilnya terasa begitu nyata. Penuturan dan penulisan diksi yang mudah dimengerti, membuat pembaca dapat masuk ke dalam cerita dan seolah-olah menyaksikan setiap kejadian di depan mata.

Adapun cerita yang dihidangkan pun mengandung sedikit teka-teki, hal itu yang membuat para pembaca menjadi semakin penasaran akan akhir dari cerita novel ini. Pilihan kata dan penggunaan bahasa terbilang mudah dipahami sebab tak adanya istilah atau ungkapan asing yang menjadikan para pembaca sukar memahami isi cerita. Menariknya, novel ini berhasil digarap ke dalam bentuk film pendek yang berdurasi kurang lebih 30 menit dan disutradarai oleh Pritagita Arianegara. Selain hal-hal di atas, tentu masih ada banyak amanat yang dapat kalian ambil dalam novel ini. Maka dari itu, buku Laut Bercerita sangat direkomendasikan dan sangat layak untuk dibaca. Kisah yang dialami oleh tokoh Laut dan rekan-rekannya yang hilang di rezim Orde Baru pun tidak akan habis termakan waktu. Sebab memang kenyataan hal itu terjadi di negeri ini, bahkan hilangnya beberapa aktivis di masa 1998 tidak ada titik temu hingga saat ini.

Novel fiksi terkait sejarah Indonesia ini, secara implisit menyadarkan kita agar jangan sekali-sekali melupakan sejarah kelam di negeri ini. Dengan sistem demokrasi, seharusnya pemerintah siap menerima hak kritik dari para rakyatnya dengan segala kebijakan yang dibangun. Apabila tidak, tentu banyak terselip berbagai rahasia dan teka-teki, seperti kejadian di era 1998 yang masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Hanya di negara diktatorial, satu orang bisa memerintah begitu lama. Seluruh Indonesia dianggap milik keluarga dan kroninya. Tapi kita harus tau satu hal yaitu kita harus mengguncang masyarakat yang pasif, malas, dan putus asa. Agar mereka mau ikut memperbaiki negeri yang sungguh korup dan berantakan ini, yang sangat tidak menghargai kemanusiaan. Novel ini direkomendasikan untuk Remaja, karena mengangkat tema-tema yang relevan dengan remaja seperti persahabatan, percintaan dan rasa kehilangan.

Setelah mereferensi novel ini, pembaca mungkin tertarik untuk membaca buku tersebut dan mengeksplorasi lebih dalam mengenai cerita yang disajikan. Buku ini dapat memicu semangat aktivis terutama mahasiswa pada orde baru 1998 dan melawan pemerintah karena sudah kejam terhadap rakyatnya.

 

Peresensi : Revalina Nicky Ramadhani

Editor : Rifqi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiga Forum KIP-K UIN Wujudkan Organisasi Visioner dan Solutif Lewat Studi Banding

  Purwokerto– Forum Mahasiswa KIP-K (FORMAKIP) UIN Walisongo Semarang, Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (ADIKSI) UIN Prof. K.H. S...